Medan (Satu Nusantara News) – Badan Pengelola Toba Caldera UNESCO Global Geopark (BPTCUGGp) Provinsi Sumatera Utara menandatangani Memorandum of Understanding (MoU) dan Memorandum of Agreement (MoA) dengan berbagai pemangku kepentingan, dalam upaya pengelolaan kawasan Toba Caldera, di Kantor Dinas Kebudayaan Pariwisata dan Ekonomi Kreatif Sumut, Selasa (18/02).
Melalui kerja sama ini, diharapkan target untuk memperoleh Kartu Hijau (Green Card) dari UNESCO dapat tercapai. Kesepakatan ini mencakup tiga aspek utama, yaitu lingkungan dan konservasi, adaptasi teknologi, serta pendidikan dan pemberdayaan masyarakat.
General Manajer BPTCUGGp, Azizul Kholis, dalam sambutannya mengatakan bahwa kerja sama ini bertujuan untuk memperkuat sinergi dalam menjaga kelestarian ekosistem Toba Caldera sekaligus meningkatkan kesejahteraan masyarakat sekitar.
“Melalui MoU dan MoA ini, kami berharap dapat membangun kerja sama strategis yang berkelanjutan dalam pelestarian lingkungan, pemanfaatan teknologi ramah lingkungan, serta peningkatan kapasitas masyarakat lokal dalam mengelola potensi daerah mereka sehingga nantinya kita kembali memperoleh Kartu Hijau (Green Card) dari UNESCO,” ujar Azizul.
Salah satu poin penting dalam kesepakatan ini adalah penerapan teknologi adaptif untuk konservasi kawasan geopark. Dengan memanfaatkan teknologi ramah lingkungan, pengelolaan sumber daya alam diharapkan dapat dilakukan secara berkelanjutan tanpa merusak keseimbangan ekosistem.
Selain itu, sektor pendidikan dan pemberdayaan masyarakat juga menjadi fokus utama dalam kerja sama ini. Program-program edukasi terkait geopark akan dikembangkan guna meningkatkan kesadaran masyarakat mengenai pentingnya konservasi dan pengelolaan kawasan secara bijak.
Para pemangku kepentingan yang terlibat dalam penandatanganan ini menyatakan komitmennya untuk mendukung pengembangan Toba Caldera sebagai kawasan geopark berstandar global. Mereka sepakat bahwa sinergi antara pemerintah, akademisi, dunia usaha, dan masyarakat sangat penting untuk mencapai tujuan bersama dalam menjaga kelestarian alam serta meningkatkan kesejahteraan ekonomi masyarakat setempat.
Kepala Dinas Kebudayaan Pariwisata dan Ekonomi Kreatif Provinsi Sumatera Utara, Zumri Sutlhony, mengatakan dengan adanya kerja sama ini, diharapkan Toba Caldera dapat terus berkembang sebagai salah satu destinasi geowisata unggulan di Indonesia yang tidak hanya menarik wisatawan, tetapi juga memberikan manfaat bagi masyarakat dan lingkungan sekitar.
Saat ini, terdapat 16 geosite atau situs geopark di kawasan Danau Toba yang akan diusulkan ke UNESCO untuk mendapatkan status sebagai situs geopark dunia. Sebagai informasi, Kaldera Toba telah ditetapkan sebagai UNESCO Global Geopark pada 7 Juli 2020 melalui Sidang ke-209 Dewan Eksekutif UNESCO di Paris.
Penetapan ini menjadikan Kaldera Toba sebagai geopark kelima di Indonesia yang terdaftar dalam UNESCO Global Geopark. Namun, pada tahun 2023, UNESCO memberikan peringatan berupa “kartu kuning” kepada Geopark Kaldera Toba sebagai bentuk evaluasi terhadap pengelolaannya.
Pemprov Sumut berikan apresiasi tinggi kepada kabupaten/kota yang berhasil gelar event pariwisata
Medan (Satu Nusantara News) - Pemerintah Provinsi (Pemprov) Sumatera Utara (Sumut) memberikan apresiasi yang tinggi kepada kabupaten/kota yang telah berhasil...