Sibolga (Satu Nusantara News) – Elsya Adelia Hakim Harahap, siswi MAN Sibolga, terpilih menjadi Duta Utama Pelajar Anti Narkoba 2025 tingkat Kabupaten/Kota Sumatera Utara.
Gelar ini bukan hanya sekadar prestasi pribadi, tetapi juga sebagai bentuk tanggung jawab besar yang harus diemban Elsya dalam menyebarkan kesadaran tentang bahaya narkoba di kalangan pelajar.
Perjalanannya meraih gelar ini bukanlah sesuatu yang mudah. Dari seleksi awal hingga grand final, banyak tantangan, rintangan, serta pengalaman berharga yang dilalui. Namun, dengan tekad yang kuat dan dukungan dari banyak pihak, Elsya akhirnya berhasil membuktikan bahwa dirinya layak menjadi sosok yang membawa perubahan bagi generasi muda.
Perjalanan Elsya dimulai dari seleksi awal yang dilakukan secara online. Seleksi ini menjadi gerbang pertama bagi para calon duta untuk menunjukkan pemahaman mereka tentang narkoba serta ide dan program yang mereka miliki untuk menyebarkan kesadaran di masyarakat.
“Seleksi online ini cukup menantang. Ada berbagai pertanyaan terkait program kerja, prestasi yang pernah diraih, dan juga tes pengetahuan tentang NAPZA (Narkotika, Psikotropika, dan Zat Adiktif). Dari sini Elsya belajar bahwa menjadi duta bukan hanya soal berbicara di depan umum, tetapi juga harus memiliki pemahaman yang kuat tentang isu yang dihadapi,” ucap Elsya, di Sibolga, Rabu (29/01).
Keberhasilan di tahap awal membawanya menuju seleksi semifinal yang digelar secara offline di Gedung Nasional, Minggu (05/01). Di tahap ini, para peserta semifinal tidak hanya diuji dalam hal teori, tetapi juga dilatih untuk memahami dampak narkoba di masyarakat, terutama di kalangan remaja.
“Saya banyak mendapatkan wawasan baru, semakin memahami bagaimana narkoba bisa merusak kehidupan seseorang, mulai dari lingkungan keluarga hingga masyarakat luas. Salah satu hal yang paling membuka mata adalah saat dijelaskan bahwa rokok adalah zat adiktif yang menjadi gerbang awal bagi banyak remaja untuk mencoba narkoba,” jelasnya.
Selain itu, Elsya juga harus menampilkan kampanye yang telah dipersiapkan dengan matang. Ia memilih slogan “Memakai narkoba bukan pilihan, tanpa narkoba kita bisa meraih impian. Mari wujudkan generasi muda terbebas dari narkoba.” Pesan ini disampaikan dengan penuh semangat dan keyakinan di hadapan juri dan peserta lainnya. Ia ingin menanamkan pemikiran bahwa remaja harus fokus pada masa depan dan menjauhi hal-hal yang dapat menghancurkan cita-cita mereka.
Setelah melalui berbagai tahapan seleksi yang ketat, akhirnya Elsya dinyatakan lolos ke babak grand final. Namun, sebelum bisa merayakan keberhasilannya, ada satu momen yang membuatnya hampir kehilangan harapan.
“Panitia menyebutkan bahwa peserta yang lolos akan dihubungi dalam waktu tiga hari. Tetapi sampai hari terakhir, saya belum menerima kabar apa pun. Rasanya benar-benar overthinking, takut kalau ternyata dirinya tidak lolos. Tetapi akhirnya, sekira pukul 21.00 WIB, mendapat pesan yang menyatakan bahwa dirinya masuk grand final. Rasanya seperti mendapat kejutan terbesar dalam hidup ini,” ucapnya.
Sebagai finalis, Elsya, harus mengikuti karantina selama tiga hari di Universitas Sumatera Utara (USU). Karantina ini bertempat di Aula Fakultas Teknik USU dan Gelanggang Mahasiswa USU, di mana para peserta mendapatkan berbagai pembekalan dan pelatihan intensif.
“Di tahap ini, kami lebih banyak berlatih untuk tampil di grand final. Tidak ada terlalu banyak materi teori lagi, karena semua itu sudah kami dapatkan di tahap sebelumnya. Karantina lebih fokus pada bagaimana kami menyampaikan pesan dengan baik di atas panggung, bagaimana cara membawa diri, dan bagaimana membangun kepercayaan diri saat berbicara di depan banyak orang,” jelas Elsya.
Puncak acara yang paling dinanti tiba. Malam grand final, Minggu (26/01) diisi dengan berbagai rangkaian acara spektakuler, mulai dari opening dance, presentasi kampanye, hingga sesi catwalk dengan busana elegan. Elsya, yang telah berlatih keras selama karantina, tampil dengan penuh percaya diri. Saat ia berdiri di tengah panggung, dengan sorotan lampu yang menyoroti dirinya dan ribuan pasang mata yang menatap, ia merasa bahwa ini adalah momen terbesar dalam hidupnya.
“Saat dirinya menyampaikan kampanye, suasana benar-benar hening. Saya merasakan bahwa setiap orang di ruangan itu mendengarkan dengan serius. Itu adalah perasaan yang luar biasa,” ujarnya.
Namun, Elsya sempat mengalami sedikit hambatan. Saat menyampaikan pidatonya, ia sedikit terpeleset dalam penyampaian kata. “Ada sedikit kesalahan di bagian kalimat, tetapi saya tetap berusaha untuk tidak panik. Saya mencoba tetap tenang dan melanjutkan dengan percaya diri. Saya yakin bahwa yang terpenting bukanlah kesempurnaan, tetapi bagaimana bisa menyampaikan pesan dengan tulus,” katanya.
Akhirnya, setelah berbagai rangkaian acara, tibalah momen yang paling menegangkan yakni pengumuman pemenang. Saat nama Elsya Adelia Hakim Harahap disebut sebagai Duta Utama Pelajar Anti Narkoba 2025 tingkat Kabupaten/Kota Sumatera Utara, air matanya langsung mengalir. Ia tidak menyangka bahwa perjuangannya akhirnya membuahkan hasil yang luar biasa.
Kini, sebagai Duta Utama Pelajar Anti Narkoba, Elsya memiliki tanggung jawab besar untuk menjalankan sosialisasi P4GN (Pencegahan, Pemberantasan, Penyalahgunaan, dan Peredaran Gelap Narkoba).
Sementara, Kepala MAN Sibolga, Nurul Oktaviana, menyatakan kebanggaannya atas prestasi yang dicapai Elsya.
“Elsya telah membuktikan bahwa pelajar dari MAN Sibolga bisa bersaing di tingkat provinsi dan menjadi inspirasi bagi banyak orang. Kami akan terus mendukungnya dalam menjalankan tugasnya sebagai Duta Utama Pelajar Anti Narkoba,” kata Kepala MAN Sibolga.(Rel).
Said Al Fathan siswa MTsN Sibolga alami lengan patah raih juara I lomba tahfidz
Medan (Satu Nusantara News) - Said Al Fathan siswa MTsN Sibolga yang hafidz 12 juz tetap semangat menjalani aktivitas keseharian...