Medan (Satu Nusantara News) – Kedutaan Besar Republik Indonesia (KBRI) di Wasingthon DC, menyambut baik dan mendukung Program Universitas Negeri Medan (Unimed) yang bekerjasama dengan Universitas terkenal di Amerika Serikat (AS).
“Kerja sama Universitas di AS, yakni Arizona State University (ASU) untuk pengembangan Sciences, Technology, Engineering, dan Mathematics (STEM) dan George Washingthon University (GWU) untuk sekolah ekonomi dan bisnis maupun tehnik,” kata Rektor Unimed, Prof.Dr, Baharuddin, ST, MPd, saat akan melaksanakan wisuda 1.975 lulusan Unimed di Auditorium, Senin (02/12).
Delegasi Unimed dipimpin Rektor Prof Dr Baharuddin, berkunjung ke Kedubes Indonesia di Wasingthon DC, Selasa (19/11).
Delegasi Unimed diterima langsung oleh Kuasa Usaha Ad Interim KBRI, Ide Bagus Made Bimantara, Atase Pendidikan dan Kebudayaan, Prof. Diah Ayu Maharani dan Asisten Atase Pendidikan dan Kebudayaan Afriyudianto.
Prof Baharuddin menyebutkan, pihak KBRI di Washington DC, melalui Atase Pendidikan dan Kebudayaan juga mempersiapkan bea siswa yang cukup besar bagi mahasiswa Indonesia untuk kuliah di AS.
“Kerja sama Unimed dengan Universitas terkenal di dunia itu, mengumpulkan informasi dan pengetahuan tentang transformasi perguruan tinggi, lebih khusus untuk dibahas dan dikembangkan di Unimed,” kata Rektor Unimed.
Sebelumnya, Ketua Senat Unimed, Prof. Dr. Syawal Gultom, M.Pd, menjelaskan bahwa pertemuan dengan KBRI sangat dimungkinkan untuk menjembatani maksud dan tujuan Unimed yang lebih difokuskan pada pengembangan sumberdaya manusia lewat program doktor maupun sarjana.
Prof. Syawal, menyebutkan bahwa penerimaan dosen semenjak 2023, regulasi Unimed saat ini mewajibkan dosen menempuh pendidikan lanjutan di jenjang doktor (S3) di kampus ternama terutama di Amerika Serikat. “Rencana itu dimaksudkan untuk pembinaan dini dosen baru untuk peka, sensitif, dan bermodal pengetahuan terbarukan di negara maju seperti Amerika Serikat sekaligus mempersiapkan dosen tangguh, bukan saja melek pengetahuan dan teknologi tetapi juga berdampak bagi lulusan kampus,” kata Ketua Senat Unimed.
Kuasa Ad-Interim KBRI, Ida Bagus Made Bimantara, mengatakan sebanyak 8.000 mahasiswa Indonesia di negara “Paman Sam” itu didominasi dosen untuk berkuliah di jenjang doktor (S3). Hampir seluruhnya dijembatani Pemerintah Indonesia lewat beasiswa Lembaga Pengelola Dana Pendidikan (LPDP).
Menurut Wakil Duta Besar itu, potensi dosen-dosen Unimed sangat besar untuk melanjutkan kuliah di Amerika Serikat dan berjanji akan mendukung serta memfasilitasinya.
Ida Bagus menambahkan, fokus riset dan pendidikan di Amerika Serikat untuk tahun 2025 difokuskan pada STEM, Teknologi Nano serta semi konduktor.
Sementara itu, Atase Pendidikan dan Kebudayaan KBRI, Prof. Diah Ayu Maharani, menjelaskan bahwa sejujurnya kampus-kampus di Amerika Serikat setiap tahunnya menginginkan calon mahasiswa dari Indonesia. Hari ini, migran temporer terbesar untuk sekolah di Amerika Serikat adalah India, Ghana, Vietnam, dan Filipina.
Menurutnya Prof Diah, potensi calon sarjana dan dosen dari Indonesia untuk sekolah maupun studi lanjut di Amerika Serikat tidak kalah saing dengan negara-negara itu.
“Bukan saja lewat beasiswa pemerintah Indonesia ataupun Fullbright dari Amerika Serikat, tetapi juga beasiswa perusahaan terkemuka yang dewasa ini banyak ditujukan untuk membantu negara-negara lain,” kata Atase Pendidikan dan Kebudayaan KBRI.
Kepala Rudenim Medan: 37 orang Deteni dari Kewarganegaraan Bangladesh dan Myanmar langgar UU Keimigrasian
Medan (Satu Nusantara News) - Kepala Rumah Detensi Imigrasi (Rudenim) Medan, Sarsaralos Sivakkar, mengatakan saat ini di Rudenim Medan terdapat...