Jakarta (Satu Nusantara News) – Pimpinan Organisasi Papua Merdeka (OPM) Abubakar Kogoya tewas ditembak akibat kontak tembak dengan aparat keamanan gabungan TNI-Polri di Distrik Tembagapura Mimika Papua, akibat menggangu stabilitas keamanan dan terlibat pembunuhan aparat keamananan
Kejadian tewasnya Abubakar Kogoya ini, Kamis sore (04/04) rentetan aksi teror dan kriminal yang mengganggu keamanan di bumi Papua, sering menyebabkan korban di pihak Aparat TNI-Polri dan warga sipil.
Dilansir dari Kepala Penerangan Komando Gabungan Wilayah Pertahanan III (Kapen Kogabwilhan) Kolonel Czi Ign Suriastawa bahwa rekam jejak kekejaman aksi Abubakar Kogoya pada tanggal 21 Oktober 2017 telah tercatat dalam Laporan Polri (LP).
Dimana Abubakar terlibat dalam penembakan terhadap 2 orang anggota Brimob Polri bernama Bharada Almin dan Brigadir Mufadol di Mile 69, Distrik Tembagapura, Kabupaten Mimika. Aksi serupa juga dilakukan oleh Abubakar Kogoya di lokasi yang sama pada tanggal 14 November 2017, dimana Kogoya terlibat dalam penembakan terhadap mobil LWB nomor lambung 01-4887.
Selanjutnya, pada tanggal 30 Maret 2020, Abubakar Kogoya terlibat kembali dalam penembakan di Gedung OB-1 Alun-alun Kuala Kencana, Distrik Kuala Kencana, Kabupaten Mimika yang menyebabkan 1 orang Warga Negara Asing (WNA) bernama Graeme Thomas Wall meninggal dunia (MD) dan 2 orang karyawan mengalami luka tembak.
Lebih lanjut, berdasarkan rekam jejak, bergabungnya Abubakar Kogoya ke dalam OPM telah terpantau di bawah pimpinan Lekagak Telenggen, dengan wilayah operasinya di Kabupaten Puncak, Kabupaten Mimika dan Kabupaten Intan Jaya.
“Tindakan tegas Aparat Keamanan Gabungan TNI-Polri mereduksi kekuatan OPM merupakan upaya untuk menjaga stabilitas keamanan demi kelancaran percepatan pembangunan di wilayah Papua,” ucap Kolonel Czi Ign Suriastawa.
Dua terdakwa korupsi BNI Medan Rp36,5 miliar dituntut bervariasi
Medan (Satu Nusantara News) - Dua terdakwa korupsi di PT BNI (Persero),Tbk SKM Jalan Pemuda Medan, senilai Rp 36.932.813.935, dituntut...