Medan (Satu Nusantara News) – Seorang jemaah haji atas nama Muhammad Sulaiman Masro Bin Masro asal Kabupaten Simalungun, Sumatera Utara, nomor manifest 284 yang tergabung di dalam kelompok terbang (Kloter) 19 Debarkasi Medan wafat di Rumah Sakit Arab Saudi (RSAS) Makkah pada tanggal 29 Juni 2024.
Kemudian, satu orang jemaah haji mutasi keluar atas nama Almen Turnip Bin M. Listen Turnip asal Kabupaten Simalungun nomor manifest 223 (Tanajul ke Kloter 16).
Sebanyak 358 jemaah haji Kloter 19 Debarkasi Medan dengan menggunakan Pesawat Garuda Indonesia tiba di Bandara Internasional Kualanamu, Kabupaten Deli Serdang, Senin, 15 Juli 2024 sekira pukul 11.05 WIB.
Dari jumlah 358 jemaah haji itu terdiri atas 157 orang dari Kabupaten Simalungun, 193 orang dari Kota Medan, 1 orang dari Kabupaten Serdang Bedagai, dan 6 orang petugas.
Petugas Penyelenggara Ibadah Haji (PPIH) Debarkasi Medan mengucapkan terima kashih dan mengapresiasi Pemerintah Daerah (Pemda) di Provinsi Sumatera Utara atas kepedulian kepada jemaah haji.
“Kami sangat mengapresiasi dukungan Pemda masing-masing daerah terutama dalam memberikan fasilitasi transportasi mengawal jemaah haji ke Asrama Haji Medan,” kata Sekretaris PPIH Debarkasi Medan H. Zulfan Efendi saat menyambut kedatangan jemaah haji Kloter 19 di Aula 1 Madinatul Hujjjaj Asrama Haji Medan, Senin (15/07).
Zulfan mengatakan dengan dukungan dan kepedulian pemerintah daerah proses penerimaan dan pemberangkatan jemaah haji ke tanah suci berjalan sukses dan lancar.
Ia mengucapkan selamat datang, selamat kembali ke tanah air kepada kepada jemaah haji semoga memperoleh haji mabrur.
“Penyelenggaraan haji tahun ini cukup luar biasa dan banyak dinamika, diantaranya penambahan kuota haji Indonesia sebanyak 20.000 sebagai upaya dari Kementerian Agama untuk mengurangi masa tunggu jemaah haji Indonesia,” jelasnya.
Kabid PHU Kanwil Kemenag Sumut menambahkan, hal baru pada haji tahun ini adalah menerapkan mabit di Muzdalifah dengan skema murur. Skema ini diterapkan sebagai ikhtiar menjaga keselamatan jiwa jemaah calon haji Indonesia atas potensi kepadatan di tengah terbatasnya area Muzdalifah.
“Mabit di Muzdalifah dengan cara murur adalah mabit (bermalam) yang dilakukan dengan cara melintas di Muzdalifah, setelah menjalani wukuf di Arafah. Jemaah calon haji Indonesia saat melewati kawasan Muzdalifah tetap berada di atas bus (tidak turun dari kendaraan), lalu bus langsung membawa mereka menuju tenda Mina,” ucap Zulfan.
Turut hadir pada acara tersebut Kakankemenag Simalungun Ahmad Sofian, Kasubbag TU Kemenag Medan H. Untung Nasution, dan Kabid Pemberangkatan dan Penerimaan H. Torang Rambe.
Menteri HAM apresiasi kesiapan Kanwil Kemenkum Sumut dalam mendukung program HAM
Medan (Satu Nusantara News) - Menteri Hak Asasi Manusia (Menteri HAM), Natalius Pigai, mengapresiasi kesiapan Kanwil Kemenkum Sumatera Utara (Sumut)...