Sibolga (Satu Nusantara News) – Jupraini Sipahutar, seorang Penyuluh Agama Islam (PAI) Non Pegawai Negeri Sipil (PNS) pada Kantor Kementerian Agama (Kankemenag) Kota Sibolga, Sumatera Utara, tidak mengenal lelah dalam menjalankan tugasnya melayani masyarakat.
“Gaji yang kecil dan ditambah dengan kondisi ekonomi yang sulit tidak menyurutkan niat dirinya untuk memberikan penyuluhan Agama Islam kepada warga,” ucap Jupraini, di Sibolga, Rabu (23/10).
Jupraini juga dikenal aktif sebagai guru di Taman Pendidikan Al-Qur’an (TPQ) Amanah Kota Sibolga dan Majelis Taklim Pengajian Nelayan Kumpulan Nelayan Tolong Menolong (KNTM) Kota Sibolga.
Ia menyebutkan, selama bertugas di Kantor Urusan Agama (KUA) Kecamatan Sibolga Selatan memang tidak terlalu jauh dari rumah tempat tinggalnya. Namun terkadang dirinya juga pernah berjalan kaki menuju KUA Kecamatan Sibolga Selatan dari rumahnya karena tidak mempunyai uang untuk ongkos.
“Saya pernah ke KUA Kecamatan Sibolga Selatan berjalan kaki, saat itu dirinya tidak mempunyai uang. Bukan hanya merasa capek, tetapi yang saya pikirkan adalah melaksanakan tugas,” ucapnya.
Jupraini menjelaskan, seusai dirinya bekerja di KUA Kecamatan Sibolga Selatan, berangkat melaksanakan pengajian ibu-ibu nelayan yang tergabung dalam majelis Taklim binaannya yaitu Majelis Taklim Pengajian Nelayan KNTM Kota Sibolga.
Ada sebanyak 26 orang ibu-ibu yang antusias dalam mengikuti kegiatan pengajian tersebut.
“Model Majelis Taklim yang dilaksanakannya adalah pengajian dari rumah ke rumah. Kegiatan belajar mengaji ini khusus bagi ibu-ibu nelayan,” ujarnya.
Selanjutnya malam harinya Jupraini beralih menjadi guru di TPQ Amanah yang didirikannya. Hal tersebut dikarenakan, dirinya merasa prihatin dengan lingkungan sekitar. Selesai Shalat Maghrib, tampak anak-anak berkelompok datang ke sebuah rumah.
Terlihat Jupraini sudah bersiap mencurahkan ilmunya kepada para santri dan santriwatinya. Penyuluh Agama Islam ini tidak ingin aktivitas mengaji dan membaca Al-Qur’an hilang dari Kota Sibolga, hingga dirinya ikut serta mendampingi program maghrib mengaji.
Menurut dia, pembangunan fisik (infrastruktur) harus diimbangi dengan pembangunan mental spiritual khususnya keagamaan.
“Gerakan maghrib mengaji ini diharapkan menjadi budaya dan ciri khas masyarakat khususnya anak- anak di Kota Sibolga, sehingga nilai-nilai spiritualitasnya tetap terjaga dengan baik”, katanya.
Jupraini mengatakan, kegiatan dakwah di Kecamatan Sibolga Selatan dibandingkan dengan Kecamatan lainnya di Kota Sibolga sangat jauh berbeda dari segi kuantitas dan kualitas.
Kesenjangan itu diakibatkan masih minimnya minat masyarakat terhadap baca tulis Al-Qur’an.
“Hal ini perlu mendapat perhatian untuk mengembangkan kegiatan dakwah di Kota Sibolga. Saya bersyukur bisa bertugas di KUA Kecamatan Sibolga Selatan. Siang di Majelis Taklim, malam harinya di TPQ. Semuanya dilaksanakan dengan ikhlas dan demi umat,” kata Jupraini.
Jupraini sudah aktif menjadi penyuluh Agama Islam, mengajar di TPQ dan membina Majelis Taklim sejak tahun 1998. Namun baru tahun 2011 terdaftar secara resmi menjadi Penyuluh Agama Islam Non PNS di Kantor Kementerian Agama Kota Sibolga.
Saat ini, Jupraini aktif melayani penyuluhan di KUA Kecamatan Sibolga Selatan yang dipimpin oleh Kepala Kantor Urusan Agama (KaKUA) Kecamatan Sibolga Selatan, H. Apit Marekan, S.Ag.
Data yang diperoleh dari Ditjen Dukcapil Kemendagri, jumlah umat berdasarkan agama di Kota Sibolga yaitu, Islam 57.952 (58,7 persen),Protestan, 33.385 (33,82 persen) Katolik, 5.058 (5,12 persen) dan Buddha 2.327 (2,36 persen). Rel.
Kakanwil Kemenkum Sumut ikuti kegiatan Kick Off Meeting Penyusunan Renstra Kementerian Hukum 2025-2029
Medan (Satu Nusantara News) - Kepala Kantor Wilayah Kementerian Hukum Sumatera Utara (Sumut), Ignatius Silalahi mengikuti kegiatan "Kick Off Meeting...