Nias Utara (Satu Nusantara News) – Iman Riang Telaumbanua, seorang Penyuluh Agama Kristen yang bertugas
mengabdi dengan penuh tantangan di daerah tertinggal, terdepan dan terluar (3T) di Kecamatan Lahewa dan Kecamatan Afulu, Kabupaten Nias Utara, Sumatera Utara.
“Menjadi seorang penyuluh agama yang mengabdi di daerah 3T adalah pekerjaan mulia karena memberikan pendidikan keagamaan kepada warga yang tinggal di daerah pedalaman dan sulit dijangkau,” ucap Imam Telaumbanua, Jumat (24/10).
Iman Telaumbanua menyebutkan, namun bagi Penyuluh Agama yang bertugas di daera 3T di Kabupaten Nias Utara, segala kesulitan-kesulitan yang dialami di lapangan harus bisa “dipatahkan” dan diatasi dengan berbagai cara.
“Hal ini adalah merupakan tugas yang tulus dan ikhlas serta penuh tanggungjawab sebagai seorang penyuluh agama dalam memberikan pendidikan keagamaan bagi warga yang tinggal di Desa terpencil,” ujarnya.
Iman Telaumbanua menjelaskan, dirinya bertugas dengan tulus dan semangat penuh pengabdian yang tinggi serta tidak kenal lelah sebagai Penyuluh Agama Kristen.
“Saya memberikan Penyuluhan Agama di dua kecamatan sekaligus, tidak bisa terjangkau semua, apalagi lokasinya sangat jauh dan terpencil, belum lagi jalan becek,” kata Imam Telaumbanua.
Sementara, Penyuluh Agama Kristen di Kecamatan Lotu, Yasokhi Gea, menyebutkan kalau hujan, dirinya harus bertarung nyawa, karena kondisi jalan berlumpur, sempit, tepi jalan jurang, jalan licin, jika salah mengambil jalan terjun bebas.
“Kami masih beruntung meskipun kondisi medan yang kami lalui seperti ini, kami masih bisa bertemu dengan keluarga. Bagaimana dengan kawan-kawan kami orang seberang (di luar Pulau Nias) yang harus berpisah dengan keluarga untuk menjalankan tugas Penyuluhan Agama,” ujar Murniwati Zebua, salah seorang Penyuluh Agama, yang sudah jadi Aparat Sipil Negara (ASN) yang terpaksa harus pisah dengan anak dan keluarga.
Ada beberapa penyuluh yang berasal dari luar pulau Nias yang ditempatkan di Kementerian Agama Kabupaten Nias Utara.
Mereka terpaksa harus terpisah dari keluarga demi menjalankan tugas Negara.
Disepanjang perjalanan para penyuluh mengenang perjuangan mereka di derah 3T. Terlihat dari wajah mereka saat bercerita, pengabdian mereka tulus melayani umat.
Akses jalan yang sulit untuk dilalui, jaraknya yang berjauhan menjadi cerita tersendiri bagi penyuluh agama di Kabupaten Nias Utara. Belum lagi kondisi sosial masyarakat sebagian besar pendidikannya masih kurang. Semua ini menjadi tantangan penyuluh agama di daerah 3T.
Kasi Urusan Agama Kristen pada Kantor Kementerian Agama (Kemenag) Kabupaten Nias Utara, Tona’aro Zebua, menyampaikan, Kemenag Nias Utara hanya memiliki tiga satuan kerja (Satker) dibidang penyuluhan. Penyuluh Agama Islam, Penyuluh Agama Kristen, dan Penyuluh Agama Katolik.
Ia mengatakan, Tahun 2024 ini jumlah penyuluh agama yang berstatus ASN berdasarkan data kepegawaian hanya hitungan jari. Di Seksi Urusan Agama Kristen ada 10 orang penyuluh ASN, bimbingan masyarakat Katolik hanya 1 orang dan di Bimbingan Masyarakat Islam hanya 4 orang.
Mereka melaksanakan tugas sesuai Surat keputusan pembagian wilayah kerja di kabupaten Nias Utara. Di Seksi Urusan Agama Kristen dimana Penyuluh ASN- nya tergolong lebih banyak masih kesulitan untuk membagi wilayah kerja penyuluh.Tak jarang setiap penyuluh di tugaskan di tiga Kecamatan sekaligus.
“Saat ini penyuluh agama Kristen yang berstatus ASN sudah 10 orang, jadi kita harus membagi tugas perkecamatan, meskipun masih kurang satu kecamatan lagi, karena jumlah kecamatan di Kabupaten Nias Utara ada 11 Kecamatan,” ucap Tona’aro Zebua, Jum’at (24/10).
Tona’aro Zebua bersyukur tahun 2022 ada pengangkatan PPPK yang ditempatkan di Kemenag Nias Utara. “Tahun 2020 tidak ada penyuluh ASN disini, semuanya masih berstatus penyuluh Non ASN,” katanya.
Berdasarkan data di Seksi Urusan Agama Kristen ada 272 kelompok binaan yang harus mereka datangi setiap bulan.
Tona’aro Zebua menjelaskan di Seksi Urusan Agama Kristen ada kegiatan sosial berbagi berkat kepada orang yang kurang mampu. “Di akhir jabatan, saya ingin berbagi kepada saudara-saudara kita yang kurang mampu” katanya
Pagi hari sebelum berangkat ke lapangan, seperti biasa para penyuluh harus absen di titik lokasi masing-masing. Pagi ini mereka berangkat bersama-sama ke Desa Nalua, karena harus membagikan bantuan kepada keluarga kurang mampu. Desa Nalua berjarak lebih kurang 13 Km dari Kantor Kementerian Agama Kabupaten Nias Utara.
“Kami disambut dengan jalanan berlumpur yang curam menuju desa karena kondisi hujan. Beginilah jalannya kalau hujan, kadang sepeda motor yang kami kendarai terpental, kadang juga harus mendorong sepeda motor kalau jalannya benar-benar tidak bisa dilalui,” kata Yasokhi Gea.
Yasokhi Gea adalah Penyuluh Agama Kristen PPPK yang lulus tahun 2022 bersama tujuh penyuluh lainnya. Mereka semua bertugas di wilayah yang medannya hampir sama. Belum lagi sebagian dari mereka adalah perempuan.
“Sering kami melakukan penyuluhan di malam hari, karena masyarakat punya waktu luang hanya malam hari,” jelas Ales Deniati Gea, juga teman sejawat Yasokhi Gea.
Ales Gea menambahkan, dirinya pernah membentuk kelompok binaan remaja di daerah penyuluhan, namun orang tuanya tidak mengizinkan dengan alasannya anaknya mau ikut ke ladang.
Kakanwil Kemenkum Sumut ikuti kegiatan Kick Off Meeting Penyusunan Renstra Kementerian Hukum 2025-2029
Medan (Satu Nusantara News) - Kepala Kantor Wilayah Kementerian Hukum Sumatera Utara (Sumut), Ignatius Silalahi mengikuti kegiatan "Kick Off Meeting...