Medan (Satu Nusantara News) – Pelaksana tugas (Plt) Kepala Rumah Tahanan (Karutan) Perempuan Kelas II A Medan, Tetty Ernawati Siahaan, meraih penghargaan dari Museum Rekor-Dunia Indonesia (MURI) berkat karya kreatif rajutan yang terbanyak dari warga binaan pemasyarkatan (WBP) Rutan Kelas II A Medan, dalam rangka peringatan Hari Kemerdekaan RI ke-79 tahun 2024.
“Sebanyak 16 warga binaan yang terlatih dari Rutan Perempuan Kelas II A Medan membuat 79 model rajutan dengan target waktu pengerjaan selam 7 jam 9 menit yang membuat mereka berhasil memecahkan Rekor MURI,” ucap Tetty, kepada wartawan kelompok delapan unit Kemenkumham Sumut, di Rutan Perempuan Medan, Kamis (22/08).
Ia menyebutkan, dalam waktu yang hanya selama 6 jam, para warga binaan telah berhasil mencapai targetnya dan meraih Rekor MURI, sebuah keberhasilan yang membanggakan bagi Rutan Perempuan Medan.
Sebanyak 7 model rajutan itu dibuat menggunakan 7 jenis benang dan 9 warna benang.
“Kegiatan ini dihadiri langsung oleh Kakanwil Kemenkumham Sumut, Agung Kresna, Kepala Rudenim Medan Sarsaralos Sivakkar, yang memberikan dukungan penuh kepada WBP yang membuat rajutan tersebut,” ucapnya.
Plt Karutan Perempuan Medan menyampaikan, bahwa dirinya merasa bangga atas pencapaian rekor MURI yang diperoleh warga binaan Rutan Perempuan Medan.
Ia menekankan pentingnya pemberitaan yang positif dan setiap pegawai Kemenkumham Sumut harus mampu memberikan karya nyata yang berdampak positif bagi masyarakat.
“Ini adalah rekor MURI pertama yang diraih Rutan Perempuan Medan dalam kategori 79 rajutan dengan waktu 7 jam 9 menit.Kami berharap Kemenkumham Sumut semakin lebih baik lagi. Pelayanan kita harus berdampak kepada masyarakat, dan melalui kegiatan ini, warga binaan diharapkan memiliki keterampilan yang lebih baik sehingga saat mereka bebas nanti, mereka tidak lagi melakukan pelanggaran dan memiliki mata pencaharian,” ucap Tetty.
Ia juga menyampaikan bahwa meskipun Rutan Perempuan Medan memiliki area yang kecil dan terbatas, semangat untuk berkarya warga binaan tetap tinggi.
Pencapaian ini membuktikan bahwa dengan kerja sama yang baik dengan berbagai pihak seperti Kadin, Balai Besar Pelatihan Vokasi, dan lainnya, segala sesuatu bisa tercapai, termasuk memecahkan rekor MURI.
“Keberhasilan yang dicapai ini berkat peranan Karudenim Medan, Sarsaralos Sivakkar
yang berkomitmen untuk membantu WBP yang telah bebas agar dapat ditampung, diawasi, dan diberi bekal agar tidak melakukan pelanggaran lagi,” jelasnya.
Ia menambahkan bahwa ada tiga orang mantan narapidana dari Rutan Perempuan Medan yang telah berhasil ditampung dan bekerja kembali berkat kerja sama ini.
Dari 16 warga binaan yang ikut serta dalam kegiatan merajut ini, akan diberikan perhatian khusus. Saat ini, Rutan Perempuan Medan menampung sebanyak 271 warga binaan.
Plt Karutan berharap program ini berkelanjutan, apalagi mereka telah mendapatkan sertifikasi selama 3 tahun ke depan untuk memastikan bahwa kegiatan ini dapat menjadi aset yang baik dan memberikan mata pencaharian berkelanjutan bagi warga binaan.
Program lain yang juga sedang berjalan adalah sebuah inisiatif yang disebut “Antara Aku, Kau, dan Dia,” di mana ada kerja sama antara petugas pembina, mantan narapidana, dan para pemangku kepentingan.
“Program ini bertujuan untuk memberikan wadah bagi mantan narapidana agar bisa terus mendapatkan pelatihan dan kesempatan kerja berkelanjutan,” kata Tetty.
Keluarga besar Prima Group gelar buka puasa bersama anak-anak Panti Asuhan Kota Medan
Medan (Satu Nusantara News) - Keluarga besar Prima Group menggelar buka puasa bersama anak-anak Panti Asuhan Kota Medan, bertempat di...