Medan (Satu Nusantara News) – Rumah Detensi Imigrasi (Rudenim) Medan meluncurkan Buku Sejarah Rohingya pada acara Focus Group Discussion (FGD) dengan tema “Sinergitas dan Kolaborasi Penanganan Dampak Pengungsi yang Ada di Kota Medan Dalam Pandangan Ketahanan Nasional” yang digelar di Hotel Arya Duta Medan, Rabu (14/08).
Kegiatan ini dilaksanakan bertujuan untuk meningkatkan pemahaman dan kerja sama antar pihak terkait dalam penanganan pengungsi di Kota Medan.
Pada kesempatan ini, Kepala Kantor Wilayah Kementerian Hukum dan HAM Sumatera Utara, Agung Krisna, meresmikan Buku “Sejarah Rohingya, Telusuri Perjalanan Pengungsi Rohingya di Indonesia”. Peresmian buku yang ditulis oleh Kepala Rumah Detensi Imigrasi Medan, Sarsaralos Sivakkar bersama pegawai di Rudenim Medan menjadi wujud nyata peran Rudenim Medan dalam penanganan permasalahan pengungsi sebagaimana yang diamanatkan dalam Peraturan Presiden Nomor 125 Tahun 2016.
“Kita ketahui bahwa Rumah Detensi Imigrasi Medan memiliki peranan yang sangat penting dalam penanganan permasalahan pengungsi dari luar negeri di Sumatera Utara. Dan saya berharap, buku yang bersama-sama kita resmikan hari ini bisa memberikan manfaat dan informasi kepada masyarakat luar mengenai perjalanan Pengungsi Rohingya di Indonesia,” ucap Agung Krisna.
Pelaksanaan peluncuran buku juga dibarangi dengan pemberian Sertifikat Hak Cipta Buku tersebut oleh Kepala Kantor Wilayah Kemenkumham Sumatera Utara kepada perwakilan tim penulis Rudenim Medan.
Agung Krisna juga mengapresiasi Rumah Detensi Imigrasi Medan yang telah melaksanakan kegiatan Focus Group Discussion Penyebaran Informasi terkait Penanganan Pengungsi dari Luar Negeri di Kota Medan hari ini.
Dengan mengambil tema “Sinergitas dan Kolaborasi Penanganan Dampak Pengungsi yang ada di Kota Medan dalam Pandangan Ketahanan Nasional”, Agung Krisna berharap sinergitas antara Kementerian Hukum dan HAM dengan pemangku kepentingan terkait bisa menciptakan berbagai usulan sebagai bahan pengambilan keputusan baik di pusat maupun daerah.
“Kami berharap, dengan adanya FGD ini serta kehadiran para peserta dapat menghasilkan rekomendasi dan usulan-usulan, baik itu policy brief, jurnal, atau buku tentang penanganan pengungsi yang bisa menjadi bahan dalam pengambilan keputusan pada tingkat pusat maupun daerah,” ujar Agung Krisna.
Ia menjelaskan tidak hanya sinergitas mengenai keimigrasian, kegiatan pada Hotel Aryaduta kali ini juga berkolaborasi bersama Rumah Tahanan Negara Perempuan Kelas IIA Medan dengan memberikan hasil Program Pembinaan Warga Binaan Pemasyarakatan (WBP) sebagai seminar kepada para peserta yang hadir.
“Bapak/Ibu sekalian, 79 tas rajutan yang menjadi seminar yang kami berikan hari ini juga merupakan hasil karya WBP Rumah Tahanan Negara Kelas IIA Medan yang tengah berusaha untuk memecahkan rekor MURI dalam rangka memperingati HUT RI dan Hari Pengayoman Ke-79 bulan ini,” kata Kakanwil Kemenkumham Sumut.
Pemecahan Rekor MURI ini tentunya tidak dilaksanakan sendirian, Rumah Tahanan Negara Kelas IIA Medan berkerja sama dengan Rumah Detensi Imigrasi Medan, Tim Kadin Sumatera Utara, BBPVP Medan, dan Konsulat Kehormatan Kerajaan Thailand untuk menampilkan persembahan karya dalam rangka 79 Tahun Indonesia Merdeka.
Turut hadir pada kegiatan tersebut, Kepala Divisi Pemasyarakatan, Rudy Fernando Sianturi, Kepala Divisi Keimigrasian, Yan Wely Wiguna, serta Kepala Divisi Pelayanan Hukum dan HAM, Alex Cosmas Pinem, dan Kepala Rudenim Medan Sarsaralos Sivakkar.
Acara FGD juga dihadiri oleh 100 peserta yang terdiri atas akademisi, satuan tugas Penanganan Pengungsi dari Luar Negeri (PPLN), Camat/Lurah, pemilik Community House, Kepala Lingkungan, Media dan LSM.
Gubernur Sumut ikuti Rakor Penguatan Sinergi Kolaborasi antara KPK dan Pemerintah Daerah
Jakarta (Satu Nusantara News) - Gubernur Sumatera Utara (Sumut) Bobby Nasution, menghadiri undangan dari lembaga antirasuah untuk mengikuti Rapat Koordinasi...